Mengajar Sekbang “BRAVO”
Bulan Maret 2012 adalah saat yang bersejarah
buat saya, ini adalah kali pertama saya mengajar siswa yang baru mengenal
tentang penerbangan. Pengajaran
merupakan suatu proses transfer ilmu dari pengajar/instruktur kepada siswa
dengan menggunakan metode dan media tertentu untuk mencapai suatu
sasaran/obyektif yang diinginkan. Proses
pengajaran akan mengeksplor segala kemampuan instruktur yang meliputi knowledge, skill (skill exercise dan
komunikasi) dan experionce
(pengalaman) agar dapat mentransfer ilmu kepada siswa. Ilmu pengetahuan yang
diserap selama ground school tidak bisa serta merta kita terapkan tanpa
diimbangi dengan skill (keterampilan
terbang) dan teknik instruksi yang benar.
Teknik instruksi pun tidak cukup tanpa ada bekal key word yang baik ( mudah dan tepat ) yang dipersiapkan pada exercise tertentu oleh seorang
instruktur. Key word dibuat untuk mempermudah siswa dalam membuat exercise sekaligus mempermudah
instruktur dalam menerapkan teknik instruksi.
Jujur
Mengukur Kemampuan Diri
(Jika ada kekurangan dalam diri saya maka
harus saya perbaiki)
Kemampuan setiap orang (penerbang)
berbeda-beda terutama dalam hal penguasaan teknik terbang. Saya adalah salah satu siswa Sekolah
Instruktur Penerbang A-65 yang pernah mengalami kesulitan pada manuver slow
roll pada fase aerobatik dan formasi
4 (empat). Ketika Sekolah Instruktur
Penerbang A-65 ditutup saya melanjutkan ke tahap konversi untuk Pesawat KT-1
dan refreshing untuk Pesawat T-34C1, disela-sela kesibukan saya sebagai siswa
konversi saya juga tetap melaksanakan terbang profisiensi pesawat As-202 Bravo
(pesawat yang saya terbangkan saat SIP).
Waktu itu instruktur masih diperbolehkan untuk melaksanakan terbang
profisiensi sendiri, sehingga waktu 1
jam terbang dapat melaksanakan berbagai manuver baik secara series maupun
parsial. Biasanya saya melaksanakan
satu series aerobatik dulu untuk mengetahui manuver mana yang saya rasa masih
kurang, setelah itu saya mengulang manuver-manuver tersebut sampai saya
puas. Jika bisa memanfaatkan secara
maksimal sebenarnya profisiensi sendiri ini sangat banyak membantu dalam
mempelajari / mengeksplorasi teknik manuver, karena yang saya rasakan saya
banyak menemukan teknik-teknik manuver yang sulit justru pada saat melaksanakan
terbang profisiensi sendiri. Saya merasa
tertantang untuk dapat membuat manuver slow roll pesawat Bravo tanpa barell dan diatas horizon, khususnya
slow roll ke kanan. Memang dari tiga
tipe pesawat yang digunakan sebagai pesawat latih di TNI AU manuver dengan
menggunakan pesawat Bravo adalah yang paling sulit, tapi saya tidak menyerah
begitu saja. Saya coba dan terus
mencoba hingga suatu saat saya menemukan teknik tersebut dan saya merasa sangat
puas sekali.
Pengalaman yang paling terkesan ketika saya
melaksanakan profisiensi sendiri pesawat Bravo di area 22 adalah saat membuat
manuver slow roll tepatnya ketika
posisi inverted tiba-tiba seat lock lepas sehingga kursi yang saya
duduki terlempar ke belakang dan kaki
saya tidak sampai untuk mengontrol rudder. Saya berusaha menenangkan diri dengan
mengucapkan RILEX...RILEX...RILEX... kemudian pelan pelan saya atasi situasi ini dan alhamdulillah dapat mengatasi dengan aman. Yang saya tidak mengerti, setelah saya
selesai membetulkan kembali tempat duduk saya mengulangi lagi membuat manuver slow roll, nah tindakan saya yang satu ini
adalah salah satu tindakan yang tidak baik untuk dicontoh, Mengapa? Karena
sudah tahu pesawatnya bermasalah dengan kursi masih meneruskan pembuatan
manuver yang memiliki tingkat resiko tinggi.
Usaha yang keras adalah modal utama untuk menemukan teknik-teknik
terbang yang baik dan benar sehingga dapat membentuk keyakinan diri (confidence)
seorang instruktur dalam melakukan
pengajaran.
Titanium Daith jewelry
BalasHapusTitanium Daith jewelry is designed for titanium bike frame collectors titanium bars looking for jewelry that is of quality that they would titanium wedding bands for men expect to receive from a reputable babylisspro nano titanium spring curling iron Titanium Daith titanium properties (Tiny)